Sistem Manajemen Risiko bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan atas risiko-risiko yang timbul yang dapat merugikan Perseroan dengan menggunakan pendekatan sistematis, sehingga pada akhirnya Perseroan dapat menghindari risiko, efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

Proses Sistem Manajemen Risiko Perseroan dilakukan dengan cara pengidentifikasian risiko, penilaian risiko, penanganan risiko, monitoring hasil penanganan risiko, dan mengevaluasi sistem dan penanganan risiko yang sedang berjalan.

Risiko-risiko yang dihadapi Perseroan beserta penanganannya, antara lain:

  1. Risiko atas musnahnya persediaan barang Perseroan ataupun aset tetap Perseroan yang dikarenakan oleh hal-hal yang sulit diantisipasi oleh manajemen Perseroan baik oleh karena bencana alam maupun kerusuhan. Manajemen telah meminimalisasikan resiko ini dengan mengasuransikan seluruh persediaan dan aset tetap Perseroan termasuk asuransi business
  2. Risiko Operasional yang utama adalah Perseroan tidak dapat memproduksi produk sesuai dengan permintaan pelanggan yang dikarenakan adanya kerusakan mesin, pemogokan karyawan, ketiadaan bahan baku, dan cukup banyaknya buruh-buruh baru.

Perseroan telah mempunyai rencana dan jadwal perawatan mesin secara berkala, dan Perseroan juga telah mempunyai stok sparepart mesin yang umum dan perlu untuk kegiatan perawatan mesin tersebut.

Untuk mengantisipasi terjadinya pemogokan karyawan, Perseroan secara intensif selalu melakukan komunikasi dengan karyawan baik secara langsung maupun melalui perwakilan karyawan di SPSI.

Untuk mencegah ketiadaan bahan baku, Perseroan telah membuat jadwal pengadaan bahan baku, minimum stok, serta evaluasi kinerja pemasok yang di reviu setiap bulan.

Perseroan mengadakan pelatihan-pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kompetensi karyawan Perseroan.

Perseroan selalu mengadakan reviu secara berkala atas Sistem Manajemen Risiko Perseroan yang ada agar penanganan risiko bisa tepat sasaran.